Ahok Kagumi Nabi Muhammad SAW
JAKARTA, JURNAL123.
Orang nomor satu di DKI Jakarta ini yang sering mengeluarkan pernyataan pedas dan kontroversial kali ini menyampaikan hal yang religius.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang dikenal dengan panggilan Ahok, mengaku punya sosok yang dijadikannya sebagai panutan dalam memimpin Jakarta. Sosok itu adalah Rasulullah Nabi Muhammad SAW.
Meskipun beragama Nasrani, Basuki atau yang akrab disapa Ahok mengaku kagum dengan sifat-sifat yang dimiliki Rasulullah seperti sidik (jujur), amanah (dapat dipercaya), tablig (menyampaikan kebenaran), dan fatanah (cerdas). “Banyak orang bilang jangan pilih Ahok (jadi gubernur), ingat Al-Maidah ayat 51, yang pilih pemimpin dari kaum Nasrani termasuk golongan kafir dan masuk neraka. Ternyata anggapan itu tidak teruji, beberapa orang lainnya memilih Ahok. Mereka berpikir saya memenuhi kriteria sidik, amanah, tablig, dan fatanah,” kata Ahok pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad 1436 Hijriah di Gedung Smesco, Jakarta, Minggu (18/1/2015).
Ahok menjelaskan, sebuah kota ataupun negara akan lebih maju jika sang pemimpin dapat menerapkan dan meneladani keempat sifat Rasulullah. Ia mengaku sudah mengagumi Nabi Muhammad sejak masih kecil. Saat duduk di bangku sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP), Ahok bersekolah di sekolah Islam. Dari situlah ia mempelajari ajaran-ajaran Islam.
Ahok juga menyampaikan, di dunia ini tidak ada manusia yang dapat dibandingkan dengan Nabi Muhammad SAW. “Nabi Muhammad juga tidak bisa dibandingkan dengan Nabi Isa karena Nabi Isa tidak memimpin pemerintahan. Saya juga kagum, Nabi Muhammad itu tidak pernah memanggil orang lain dengan sebutan asisten atau hamba, tetapi sahabat,” kata Ahok yang menyelesaikan SMA di PSKD 3 Jakarta.
Sepanjang sambutannya, tak henti-hentinya Ahok mendapat tepuk tangan dari jemaah yang memadati gedung Smesco. Seusai menghadiri acara pun, Ahok dicegat ibu-ibu yang memintanya untuk berfoto bersama.
Selain Ahok, acara itu dihadiri pula oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa; mantan Wakil Menteri Agama, Nazarudin Umar; sastrawan Abdul Hadi, pendiri Mizan Group, Haidar Bagir; dan dosen Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Zainal Ali Mochtar.
Sumber: Kompas.com