Nusantara

PGI Akui Adanya Pro Kontra Gereja di Papua Terkait Kehadiran Jokowi

50506_60375401783_7896550_n
JAKARTA, JURNAL123.
Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Jeirry Sumampow, mengakui bahwa pihaknya sudah berkomunikasi dengan banyak Gereja di Papua.

Pembicaraan terkait pro dan kontra rencana kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghadiri perayaan Natal Nasional di Jayapura pada 27 Desember.

Pro dan kontra itu terjadi karena belum ada sikap, atau minimal pernyataan tegas, dari Jokowi menyikapi kasus penembakan hingga tewas sejumlah warga sipil di Enarotali, Kabupaten Paniai, Papua, pada Senin lalu (8/12).

“Sebetulnya kami berkomunikasi dengan banyak Gereja di sana. Memang ada pro kontra, ada yang tidak ingin dan ingin (menerima Jokowi). Saya kira masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Tapi bagi kami, persoalannya bukan apakah dia (Jokowi) datang atau tidak, tapi yang tidak bisa ditawar adalah sikap tegas terhadap tragedi Paniai,” ujar Jeirry Sumampow kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (13/12).

Dia mengatakan, tidak baik untuk terlalu dini memvonis siapa bersalah dalam tragedi di Paniai. Yang lebih penting adalah Jokowi mau menunjukkan keseriusannya dalam menuntaskan kasus yang menewaskan setidaknya empat orang itu.

Menurutnya, jika Jokowi belum juga membuat pernyataan atau sikap tegas yang melegakan hati masyarakat Papua sampai hari pelaksanaan Natal Nasional, maka dia ragu warga di timur Indonesia itu akan tetap percaya terhadap janji-janji Jokowi mengangkat harkat martabat Papua. Lebih dari itu, perayaaan Natal akan sia-sia karena telah melupakan hakikat pesan Natal sendiri yaitu perdamaian.

“Dia (Jokowi) sudah bikin komitmen mengadakan Natal nasional pertama di Papua, itu bagus. Semangatnya pasti ingin mengesankan bahwa Papua damai. Tapi dengan adanya kasus di Paniai, ini menjadi ujian pertama yang sangat menentukan apresiasi orang Papua terhadap Jokowi,” ujar Jeirry.

Diakui Jeirry bahwa PGI sedang mengupayakan bertemu Presiden Jokowi untuk membicarakan soal kerusuhan Paniai dan kaitannya dengan penolakan Gereja-Gereja di sana terhadap rencana kedatangan presiden.

“Kami (PGI) sendiri memang sedang mengupayakan bertemu dengan Beliau untuk bicara soal ini, karena PGI diundang dan PGI akan datang (ke Papua). Tapi dengan kasus ini, kami rasa harus bicara dengan Jokowi. Harus ada sikap tegas sebelum tanggal 27 nanti. Kalau diundur terlalu lama, makin lama makin akut persoalan ini secara psikologis rakyat Papua,” ungkap Jeirry.

“Secara substansial, kita bicara bagaimana menyebarkan kedamaian. Tapi tidak mungkin kita ber-Natal sedangkan situasi di Papua tidak ada damai. Secara psikologis tidak damai rakyatnya, akhirnya hanya seremonial belaka,” pungkas Jeirry. (ROL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *