Jumat, Maret 29, 2024
spot_img
BerandaTeknoKartu Kredit Hingga Paspor Curian Dijual di Dark Web

Kartu Kredit Hingga Paspor Curian Dijual di Dark Web

Ilustrasi Dark Web

Jurnal123.com – Pernahkah kamu mendengar istilah dark web? Namanya saja sudah terkesan seram kan? Dark web atau darknet adalah sebuah bagian internet yang tidak bisa diakses oleh sembarang orang. Untuk mengaksesnya, kamu memerlukan software tertentu yang bisa membuatmu anonim dan tidak dapat dilacak.

Data kartu kredit dan akun PayPal yang dicuri peretas dijual murah di pasar online dark web. Berdasarkan penelusuran perusahaan keamanan siber dan privasi online VPNOverview data kartu kredit hanya dijual sepersepuluh harga.

Dari data yang dipaparkan di situs VPNOverview, dilaporkan kartu kredit bernilai Rp11,3 juta -Rp14 juta dijual hanya Rp1,1 juta saja (US$79). Sementara akun Paypal senilai Rp170 juta (US$12 ribu) dijual Rp17 juta (US$1200).

Untuk akun media sosial seseorang, harga yang ditawarkan lebih murah lagi. Untuk akun media sosial, harga yang ditawarkan Rp183 ribu (US$12,99). Sementara data pribadi seseorang dijual antara US$40 hingga US$200. Sementara detil bank orang tertentu dijual US$50 hingga US$200.

Tak cuma kartu kredit dan media sosial, para pencuri juga menjual nomor telepon, catatan kredit, paspor, kartu SIM mengemudi, data ‘KTP’ hingga data perusahaan tertentu. Tak tanggung-tanggung data yang dicuri ini didapat dari 19 negara.

Namun, data yang dijual di dark web ini ternyata tak semua akurat. Ada juga yang menjual data palsu namun dirancang sangat mirip dengan yang asli. Data campuran antara yang asli dan palsu. Data paspor Amerika Serikat (AS) dijual US$777. Sementara data paspor dan SIM berkendara dijual US$888. Data paspor dan ‘KTP’ AS juga dijual US$888. Tapi data kombinasi KTP, paspor, dan kartu SIM berkendara

“Banyaknya data pribadi yang diperjualbelikan dari (data) paspor curian dan palsu, SIM berkendara, dan data akun online, membuat kita rengan (terdampak) kejahatan siber dan pemalsuan identitas,” jelas analis VPNOverview David Jansen, mengutip Digital Trends.

Pencurian data kerap terjadi, berita soal pembobolan data pengguna diberbagai perusahaan sering terdengar. Salah satu kasus pembobolan data pengguna yang terbesar menimpa 3 miliar pengguna Yahoo. Peretas berhasil mengambil alamat email dan password pengguna. Data-data curian ini umumya dijual di pasar gelap di internet yang lazim disebut dark web.

Perusahaan ini juga mengungkap pasar (marketplace) yang membuat penjual dan pembeli bisa bebas berinteraksi dan jual beli data. Marketplace atau pasar online di pasar gelap ini misalnya Financial Oasis dan PayPal Cent.

Namun, bukan hanya data yang diperjualbelikan. Para peretas juga menjual akses ke berbagai perusahaan yang sudah mereka bobol. Perusahaan ini juga mendaftar perusahaan mana saja yang sudah diretas. Para peretas menaruh harga ribuan dolar bagi mereka yang ingin mendapat akses masuk ke basis data (database) berbagai perusahaan itu.

Sebagai contoh akses ke basis data ke perusahaan aplikasi Dubsmash dihargai US$4.995 (sekitar Rp70,7 juta). Dengan membayar puluhan juta rupiah ini peretas akan memberikan akses ke 15,5 juta data Dubsmash. Akses data ke beberapa perusahaan lain yang ditawarkan adalah Armor Games, MyFitnessPal, dan MyHeritage.(CIN)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments