Jurnal123.com – Terkait dengan upaya pengungkapan pembakaran sejumlah kendaran bermotor di Jawa Tengah, akhirnya pihak Kepolisian RI sedang menganalisis hasil rekaman closed circuit television (CCTV).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo ditemui di Mabes Polri,Jakarta Selatan ,Kamis(14/2)2019 mengatakan rekaman CCTV yang ditemukan tim khusus merekam kejadian di daerah Grobogan. “Langkah yang sudah dilakukan saat ini sedang melakukan suatu kajian yang komprehensif terhadap CCTV yang berhasil ditemukan oleh Satgas timsus,” ujarnya.
Selanjutnya, Dedi menegaskan sedang mencari informasi mengenai nomor polisi sepeda motor yang digunakan terduga pelaku. ” Selain itu, mereka juga mencoba menggali postur tubuh atau wajah dari seorang terduga pelaku yang terekam CCTV. Nantinya, wajah yang berhasil diidentifikasi akan dihubungkan dengan data KTP elektronik (e-KTP),” tegasnya.
Untuk itu, Dedi menjelaskan ungkapkan wajah dari terduga pelaku masih belum terlalu jelas karena CCTV yang merekam kejadian tidak memiliki resolusi yang tinggi. “Wajahnya masih agak kabur, CCTV yang digunakan kadarnya kelas 3 padahal yang diharapkan minimal kelas 1-2 yang memiliki high (resolution),” jelasnya.
Lebih jauh, Dedi meinci kendati demikian, rekaman tersebut masih akan dicoba untuk dianalisa di laboratorium Inafis. Jika nantinya tak berhasil, Polri akan mengirim datanya ke London, Inggris. “Nanti kita akan menganalisa itu dari laboratorium ada di Inafis, jika tidak bisa nanti kita akan kirim ke London dalam bentuk penguatan wajah,” rincinya.
Sebelumnya, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono mengatakan teror pembakaran sejumlah kendaraan di wilayahnya ditujukan untuk menakuti masyarakat.” Berdasarkan rangkuman dari sejumlah kejadian, motif pembakaran diduga hanya untuk menakut-nakuti,” ujarnya..
Selanjutnya, Condro menegaskan, polisi serius mengungkap persoalan teror pembakaran kendaraan dan menuntaskan kasus ini dengan cepat. Polisi hingga kini masih mengumpulkan barang bukti terkait di tahap penyelidikan. “Kepolisian belum dapat mengungkap kasus ini karena minimnya barang bukti. Kejadian teror yang rata-rata dilakukan pada dini hari atau menjelang subuh itu tidak banyak ada saksi yang melihat kejadian,” tegasnya. (Vecky Ngelo)