Jumat, April 19, 2024
spot_img
BerandaNusantaraITK Menjadi Dasar Penilaian Polri

ITK Menjadi Dasar Penilaian Polri

Kapolri Jenderal Prof Tito Karnavian
Kapolri Jenderal Prof Tito Karnavian

JURNAL123, JAKARTA.
Meningkatkan kinerja, Polri kembali gelar Indeks Tata Kelola(ITK) yang menjadi upaya adanya perubahan kinerja sehingga dapat memberikan pelayanan baik bagi masyarakat. Ini  dilakukan dengan bekerja sama partnership lembaga yang menilai kinerja angota Polri di Tingkat Mabes,Direktorat, Polda, Polres hingga Polsek. Ini sebagai dasar untuk memberikan “rewards and punishment”sehingga penilaian objektif .

Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat ditemui di PTIK, Jakarta Selatan, Rabu (13/12/2017) mengatakan,  sebenarnya ini sudah lama indeks Tata Kelola (ITK) ide yang sudah lama diberikan panership lembaga yang kredibel international bahasa indonesia kemitraan , nah mereka menawarkan ramai-ramai indeks tata kelola goverman pemerintah .” Jadi bagaimana kita mengukur bagaimana pemerintah itu sudah berjalan baik atau tidak , ada perubahan tidak, kinerjanya baik atau tidak. Ini kan harus diukur dari yang  kualitatif yang tidak bisa dinilai menjadi angka kuantitatif,” ujarnya.

Selanjutnya, Tito menegaskan kemudian patnership menawarkan kepada Polri sudah lama  tapi beberapa tahun yang lalu mungkin kurang mendapat respon , ketika saya menjadi Asrena pada tahun 2015 saya melihat  ini bagus sekali kenapa ini bisa menilai satker-satker ini akan ada ukuran-ukurannya , ada variabel  , dia sudah bagus atau tidak , layanan publiknya bagaimana kemudian bagaimana patroli, kepemimpinan dari polisi bagaimana itu bagus sekali. “Ada sekian banyak variabel nah dengan adanya nanti maka kita bisa mengetahui  kinerja satuan kepolisian baik di Mabes, maupun di Polda  maupun Direktorat-direktorat bahkan Polres-polres bahkan nanti kedepan  Polsek-polsek , nanti bisa ketahuan ini bisa di ukur dengan angka Polsek nilainya segini , Polres nilai segini ,Polda ini nilai nya segini. Nah bagi Polda mereka bisa dengan angka itu mereka tahu ITK saja hanya segini saya harus naik harus segini. Apa kelemahannya dibidang ini, lalu lintas, serse, dia perbaiki disitu,” tegasnya.

Untuk itu, Tito menjelaskan kenapa nanti ada iklim yang kompetitif antara para Kapolda , antara para Kapolres, antara para Kapolsek bisa dinilai nanti ketahuan Polda mana yang bagus banyak inovasi , Polda mana yang ele-elean disitu tidak banyak inovasi ,jeblok publik tidak percaya Polda itu ,Polres itu . Bagi saya sebagai pimpinan dan para Kapolda pimpinan ini menjadi instrumen untuk melakukan prinsip program reward dan panisman. “Kalau Kapolda yang saya lihat nilainya jeblok angka nya jeblok aut  ganti sama yang lain lah banyak kesempatan yang lain mau jadi Kapolda, Wakapolda. Yang bagus kita promosikan ,Kapolres juga begitu yang baik seperti dibacakan beberapa orang yang terbaik perairan dan perbatasan , daerah  konflik, saya konsisten nanti saya akan naikan mereka kalau mereka sudah naik kasih penghargaan yang lain kita promosikan tempat lain lebih menantang,” jelasnya.

Lebih lanjut, Tito merinci bagi yang saya dapatkan laporan jeblok ya ganti sama dengan yang lain, ini harapan saya pembenahan pada Polri kedepan akan terus berjalan tingkat kepercayaan Publik kepada Polri sekarang ini sudah lumayan bagus peringkat nomor lima, lumayan dibandingkan dengan lalu jeblok.” Nah kita harapkan publik makin mencintai Polri karena pelayanan karena pelayanan berubah, sikapnya berubah kemudian mainsetnya berubah yang berensek kita buang ganti yang bagus dan yang lain-lain. Memang Polri ini produk lama , produk 98 kan sebelumnya dimana budaya-budaya koruptip itu di toleransi dan sekarang berubah , karena berubah maka kita juga harus berubah ,Polisi juga ingin berubah ini perubahan ini tidak bisa sekaligus harus dilakukan secara bertahap salah satunya mendorong kompetisi itu tadi,” rincinya.

Ketika ditanya bagaimana memastikan nilai yang ada bisa sama dengan yang ada dilapangan, Tito menandaskan ini adalah metodologi yang diajukan maka tadi saya ajukan , metodologi dan variabelnya harus pas kita tidak mau dilakukan oleh Polri tidak objektif . “Itu objektif maka dilakukan oleh lembaga yang terkenal kredibel Patner ship karena Patner ship diseluruh dunia terkenal karena kredibel dia,silakan kalau kita anggap dia tidak objektif sambil bayar-bayaran tinggal kita putusan kontrak,”tandasnya.

Meninggung tadi pelayan SIM lalu lintas dan serse tidak ada nama Polda Metro Jaya, Tito membeberkan . Itu yang dibicarakan yang terbaik-yang terbaik , berarti Polda Metro Jaya tidak terbaik. Masih ada , mungkin ditengah, mungkin dibawa . “Yang jelas hasil paling lengkap suatu bukti nanti saya akan baca , saya suruh baca kelemahannya dimana, misalnya nanti akan kita lihat. Kurang bagus saya perbaiki. Tapi yang laporan ini.khusus perairan ,  perbatasan dan daerah konflik,”bebernya.

Kalau Metro Jaya masuk pada Polda, Tito mengakui ini kan.yang dibicarakan daerah perbatasan ,konflik dan perairan .  Bahkan Polda Metro Jaya tidak masuk. Polda Metro Jaya bukan daerah perairan, bukan daerah perbatasan dan bukan daerah konflik. Nanti untuk Polda Metro Jaya ada variabel tersendiri. Ya, mungkin.dengan.Jawa Timur, Sumatera Utara. “Kota besar kita buat penilaian tersendiri. Instansi Polri nomor dua dan. Kompleks sekali. Kita punya polisi.digunung, Polisi di hutan, Polisi di Pulau,.polisi di.kota besar. Lain kalau Singapura ada Polisi Kota, maka variabel.tidak bisa pukul rata sama. Harus ada kriteria masing-masing,” akunya.(VEK)
 

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments